Dituliskan oleh :
Nama : Peterus lie
Kelas : 1EA31
No NPM : 18214431
1.
Latar
Belakang
Hanami
berasal dari hana wo miru yang bearti melihat bunga atau ohanami. Inilah
tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Selain
itu, hanami juga bisa piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-mkan di
bawah pohon sakura.
Pada
saat perayaan hanami, rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan
duduk-duduk di bawah pepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake,
makan makanan khas Jepang, seperti pesta kebun ada kelompok keluarga, kelompok
perusahaan, organisasi, sekolah, dan sebagainya.
Sejarah
hanami dipengaruhi oleh tradisi raja-raja Cina yang gemar menanam pohon plum di
sekitar istana mereka. Di Jepang bangsawan pun mulai menikmati bunga Ume
(Plum). Pada abab ke 8 atau awal periode Heian, obyek bunga yang dinikmati
bergeser mulai bergeser, dari bunga plum ke bunga sakura.
Dikisahkan
pula bahwa raja Saga di era Jepang dahulu gemar menyelenggrakan pesta hanami di
taman Shinsenen di Kyoto. Para bangsawan pun menikmati hanami di berbagai
istana mereka, dan para petani masa itu melakukannya dengan mendaki gunung
terdekat di awal musim semi untuk menikmati bunga sakura yang tumbuh disana
sambil membawa bekal untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan
yang mengakar di seluruh masyarakat jepang pun telah diterima sebagai salah
satu kekhasan bangsanya.
2.
Pembahasan
·
Cara
masyarakat Jepang berhanami
Pada
saat perayaan hanami, semua orang berkumpul di bawah rindangnya pohon sakura
untuk makan dan minum bersamasambil menyanyi dan menari sepanjang malam.
Umumnya mereka membawa makanan yang dipersiapkan sendiri dari rumah (Bento).
Namun ada juga yang membeli dari penjual makanan di tempat cara hanami
berlangsung.
Karna
tempatnya di kebun, para pengunjung banyak menggelar tikar di sepanjang jalan
di bawah pohon sakura. Disana mereka makan dan minum bersama. Tak jarang sampah
yang dihasilkan sangat banyak dan menggunung.
Dalam
perayaan hanami saat ini, terjadi sedikit pergeseran. Jika orang-orang tua
menari-nari dengan gaya tradisionanya, ada kalangan muda yang
berjingkrak-jingkrak dengan musik kerasnya. Suasanpun menjadi hingga- binggar.
Satu
hal lagi yang tak bisa dielakan yaitu kebiasaan meminum sake, bahkan sampai
mabuk. Jika ada pengunjung yang mabuk tak jarang akan terjadi keributan dan
salah pengertian.
·
Hanami
dan loyalitas tradisi
Perayaan
hanami berupa acara perayaan untuk melihat bunga sakura, bunga khas yang
menjadi ikon negeri matahari terbit, Jepang. Perayaan hanami merupakan satu
dari beberapa perayaan tahunan di Negara Jepang yang diselenggarakan pada musim
semi, tepatnya bulan April.
Adanya
tradisi ini cukup menarik perhatian. Di Negara maju seperti jepang terdapat
perayaan untuk menyambut mekarnya bunga sakura. bukan bunga sakura itu sendiri
yang menjadi poin perayaan ini, melainkan datangnya musim semi yang hangat dan
bersahabat untuk melaksanakan segala aktivitas. Hanya saja, musim semi di
Jepang memang identik dengan munculnya dan mekarnya bunga sakura.
Perayaan
seperti ini mungkin tidak bisa kita jumpai di Negara-negara lain, yang
menakjubkan adalah masyarakat jepang tetap melestarikan budaya hanami, meskipun
era modern ini banyak pilihan tempat bersantai bersama keluarga misalnya dengan
pergi ke karaoke.
Pada
saat mekarnya bunga sakura, masyarakat Jepng
tetap memilih berkumpul dan bersantai bersama keluarga di bawah pohon
sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura. Kemajuan teknologi tidak lantas
menggeser tradisi sederhana ini. Mereka lebih memilih bersama keluarga dan
sahabat dibandingkan pergi ketempat karaoke.
Konon,
bunga sakura hanya mekar selama tujuh sampai sepuluh hari. Singkatnya masa ini
memang tidak dilewatkan begitu saja oleh masyarakat Jepang.
Secara umum,
bung sakura akan mulai bermekaran secara bertahap. Mekarnya bungai dimulai dari
daerah selatan yang berudara lebih hangat yaitu pulau okinawa. Selanjutnya mekarnya
bunga sakura akan merambat ke bagian utara yang
berakhir di Hokkaido.
·
Lokasi
perayaan hanami
Oleh
karena hanami hanya setahun sekali diselenggarakan, rasa sayang untuk
dilewatkan. Tempat yang biasa digunakan untuk perayaan hanami adalah di Osaka
Castle. Osaka Castle terletak di kota Osaka. Tempat ini termasuk salah satu
tempat favorit unuk berhanami. Puri ini dikelilingi taman yang penuh dengan
pohon cherry, plum dan sakura yang berbunga indah pada saat musim semi.
Tak
hanya di Osaka, tempat lain yang bisa digunakan untuk melihat bunga sakura
beramai-ramai adalah sebagai berikut:
v Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman
Inogashira (kota Musashino), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Shinjukugyoen
( Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-Ku).
v Prefektur Gifu : Kamagatani ( kota
Ikeda), taman Usuzumi/Neodani ( kota Motosu), Pinggir sungai Shinskai ( kota Kakamigahara).
v Prefektur Hyogo: Taman Akashi ( kota
Akashi), Taman Shukugawaa ( Nishinomiya), Taman Istana Himeji ( kota Himeji)
v Prefektur Nara: Pegunungan Yoshino (
kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama), Taman Nara (kota Nara).
v Prefektur Osaka: The Mint Bureau
(Osaka), Taman Expo’70 ( kota Suita), Taman Istana Osaka (Osaka).
3.
Tujuan
Hanami
atau festival bunga sakura bagi orang jepang merupakan kebudayaan yang sangat
dinanti. Festival ini dirayakan setiap awal bulan April hingga akhir bulan
April. Keindahan bunga bunga sakura yang bermekaran merupakan kebanggan dari
tersendiri bagi masyarakat di Jepang. Bahkan mereka menggangap bunga sakura
adalah bagian jiwa mereka. Karena itu, mekarnya bunga sakura menjadi moment
yang paling special. Hanami juga dipakai
sebagai tanda datangnya awal musim semi serta dimulainya ajaran baru. Para
remaja wanita tidak ketinggalan menggunakan kesempatan ini untuk mengeluarkan
kimono-kimono baru mereka dan menggunakannya di sepanjang perayaan.
Pada periode
Nara (710-784) awalnya mereka lebih menganggum bunga Ume. Tapi pada saat
periode Heian sakura mulai menarik perhatian orang Jepang. Mulai darisitu
Hanami menjadi budaya Jepang yang rutin dirayakan setiap tahun. Mekarnya bunga
sakura juga dijadikan sebagai ritual keagamaan dan digunakan sebagai tanda
akhir tahun serta dimulainya musim
bercocok tanam. Karena itu, banyak orang Jepang yang berdoa di kuil atau berda
di bawah pohon sakura.
Pada
periode Heian, hanya kalangan bangsawan yang selalu merayakan hanami. Kebiasaan
ini kemudian masuk ke kalangan samurai dan akhirnya menyebar sampai ke kalangan
rakyat dari berbagai golongan pada periode Edo. Perayaan hanami sedikit demi sedikit berubah tujuannya, dari
merayakan keagamaan, menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan. Sedangkan jaman
modern ini hanami lebih kepada acara pribadi dan merupakan kesempatan untuk
berkumpul-kumpul dan bersenang-senang.
4.
Analisa
S W O T
·
Strenght:
- Untuk berkumpul-kumpul dan
bersenang-senang sambil
menikmati keindahan
bunga sakura
-
Banyak
acara yang menggunakan tema sakura pada konser musik dan tari-tarian
-
Para
wanita bisa menggunakan kimono baru mereka
-
Bisa
dijadikan piknik
·
Weakness: - kebudayaan
ini hanya berlangsung sebulan tiap tahunnya
-
Bunga
sakura hanya mampu bertahan 7-10 hari
-
Bisa
terjadinya kemacetan karna ribuan orang memadati jalanan
-
Jika
ada seorang pengunjung yang mabuk bisa terjadi keributan dan salah paham
·
Opportunities
: - semua usia dan jenis kelaminnya bebas
mengikuti kebudayaan ini
-
Banyak
anak muda di Jepang menghabiskan perayaan hanami di karaoke
·
Thereats
: - banyak orang suka mminum sake hingga mabuk
-
Anak
muda di jepang lebih suka menghabiskan perayaan hanami di karaoke daripada
melihat bunga sakura
5.
Daftar
Pustaka