Rabu, 29 Oktober 2014

Tugas 2 Aku Dan Keluarga ku

Nama: Peterus Lie
Kelas: 1EA31
NPM: 18214431


Aku dan Keluarga ku

Nama ku adalah Peterus Lie, Saya lahir di jakarta pada tanggal 10 Agustus 1992.
saya adalah anak tunggal dari keluarga yag sederhana. Sejak kecil sudah di didik untuk saling menghargai dan menghormati orang lain. Ayahku bekerja adalah seorang wirausaha dan ibu ku seorang ibu rumah tangga.
terkadang  aku terkadang iri dengan orang lain yang memiliki sodara karena mereka bisa saling membantu dan menjaga 1 sama lain. tapi meskipun aku kesepian aku masih memiliki teman yang sangat baik. dia selalu ada untuk ku dan aku pun selalu ada untuk nya. aku dan dia selalu menghabiskan waktu bersama untuk main dan aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku.

Tugas 1 Makalah adat tradisional jepang Hanami



        Hanami 























Dituliskan oleh :

Nama : Peterus lie
Kelas : 1EA31
No NPM : 18214431



1.   Latar Belakang
          
           Hanami berasal dari hana wo miru yang bearti melihat bunga atau ohanami. Inilah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Selain itu, hanami juga bisa piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-mkan di bawah pohon sakura.
           Pada saat perayaan hanami, rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di bawah pepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang, seperti pesta kebun ada kelompok keluarga, kelompok perusahaan, organisasi, sekolah, dan sebagainya.
           Sejarah hanami dipengaruhi oleh tradisi raja-raja Cina yang gemar menanam pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang bangsawan pun mulai menikmati bunga Ume (Plum). Pada abab ke 8 atau awal periode Heian, obyek bunga yang dinikmati bergeser mulai bergeser, dari bunga plum ke bunga sakura.
           Dikisahkan pula bahwa raja Saga di era Jepang dahulu gemar menyelenggrakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto. Para bangsawan pun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petani masa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil membawa bekal untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakat jepang pun telah diterima sebagai salah satu kekhasan bangsanya.






2.   Pembahasan

·        Cara masyarakat Jepang berhanami
                 Pada saat perayaan hanami, semua orang berkumpul di bawah rindangnya pohon sakura untuk makan dan minum bersamasambil menyanyi dan menari sepanjang malam. Umumnya mereka membawa makanan yang dipersiapkan sendiri dari rumah (Bento). Namun ada juga yang membeli dari penjual makanan di tempat cara hanami berlangsung.
                 Karna tempatnya di kebun, para pengunjung banyak menggelar tikar di sepanjang jalan di bawah pohon sakura. Disana mereka makan dan minum bersama. Tak jarang sampah yang dihasilkan sangat banyak dan menggunung.
                 Dalam perayaan hanami saat ini, terjadi sedikit pergeseran. Jika orang-orang tua menari-nari dengan gaya tradisionanya, ada kalangan muda yang berjingkrak-jingkrak dengan musik kerasnya. Suasanpun menjadi hingga- binggar.
                 Satu hal lagi yang tak bisa dielakan yaitu kebiasaan meminum sake, bahkan sampai mabuk. Jika ada pengunjung yang mabuk tak jarang akan terjadi keributan dan salah pengertian.

·        Hanami dan loyalitas tradisi
                 Perayaan hanami berupa acara perayaan untuk melihat bunga sakura, bunga khas yang menjadi ikon negeri matahari terbit, Jepang. Perayaan hanami merupakan satu dari beberapa perayaan tahunan di Negara Jepang yang diselenggarakan pada musim semi, tepatnya bulan April.
                 Adanya tradisi ini cukup menarik perhatian. Di Negara maju seperti jepang terdapat perayaan untuk menyambut mekarnya bunga sakura. bukan bunga sakura itu sendiri yang menjadi poin perayaan ini, melainkan datangnya musim semi yang hangat dan bersahabat untuk melaksanakan segala aktivitas. Hanya saja, musim semi di Jepang memang identik dengan munculnya dan mekarnya bunga sakura.
                 Perayaan seperti ini mungkin tidak bisa kita jumpai di Negara-negara lain, yang menakjubkan adalah masyarakat jepang tetap melestarikan budaya hanami, meskipun era modern ini banyak pilihan tempat bersantai bersama keluarga misalnya dengan pergi ke karaoke.
                 Pada saat mekarnya bunga sakura, masyarakat Jepng  tetap memilih berkumpul dan bersantai bersama keluarga di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura. Kemajuan teknologi tidak lantas menggeser tradisi sederhana ini. Mereka lebih memilih bersama keluarga dan sahabat dibandingkan pergi ketempat karaoke.
                 Konon, bunga sakura hanya mekar selama tujuh sampai sepuluh hari. Singkatnya masa ini memang tidak dilewatkan begitu saja oleh masyarakat Jepang.
                 Secara umum, bung sakura akan mulai bermekaran secara bertahap. Mekarnya bungai dimulai dari daerah selatan yang berudara lebih hangat yaitu pulau okinawa. Selanjutnya mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian utara yang  berakhir di Hokkaido.

·        Lokasi perayaan hanami
                 Oleh karena hanami hanya setahun sekali diselenggarakan, rasa sayang untuk dilewatkan. Tempat yang biasa digunakan untuk perayaan hanami adalah di Osaka Castle. Osaka Castle terletak di kota Osaka. Tempat ini termasuk salah satu tempat favorit unuk berhanami. Puri ini dikelilingi taman yang penuh dengan pohon cherry, plum dan sakura yang berbunga indah pada saat musim semi.
                 Tak hanya di Osaka, tempat lain yang bisa digunakan untuk melihat bunga sakura beramai-ramai adalah sebagai berikut:
v Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Inogashira (kota Musashino), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Shinjukugyoen ( Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-Ku).

v Prefektur Gifu : Kamagatani ( kota Ikeda), taman Usuzumi/Neodani ( kota Motosu), Pinggir sungai Shinskai ( kota Kakamigahara).
v Prefektur Hyogo: Taman Akashi ( kota Akashi), Taman Shukugawaa ( Nishinomiya), Taman Istana Himeji ( kota Himeji)

v Prefektur Nara: Pegunungan Yoshino ( kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama), Taman Nara  (kota Nara).

v Prefektur Osaka: The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo’70 ( kota Suita), Taman Istana Osaka (Osaka).

3.     Tujuan
                 Hanami atau festival bunga sakura bagi orang jepang merupakan kebudayaan yang sangat dinanti. Festival ini dirayakan setiap awal bulan April hingga akhir bulan April. Keindahan bunga bunga sakura yang bermekaran merupakan kebanggan dari tersendiri bagi masyarakat di Jepang. Bahkan mereka menggangap bunga sakura adalah bagian jiwa mereka. Karena itu, mekarnya bunga sakura menjadi moment yang paling special. Hanami juga  dipakai sebagai tanda datangnya awal musim semi serta dimulainya ajaran baru. Para remaja wanita tidak ketinggalan menggunakan kesempatan ini untuk mengeluarkan kimono-kimono baru mereka dan menggunakannya di sepanjang perayaan.
                 Pada periode Nara (710-784) awalnya mereka lebih menganggum bunga Ume. Tapi pada saat periode Heian sakura mulai menarik perhatian orang Jepang. Mulai darisitu Hanami menjadi budaya Jepang yang rutin dirayakan setiap tahun. Mekarnya bunga sakura juga dijadikan sebagai ritual keagamaan dan digunakan sebagai tanda akhir tahun  serta dimulainya musim bercocok tanam. Karena itu, banyak orang Jepang yang berdoa di kuil atau berda di bawah pohon sakura.
                 Pada periode Heian, hanya kalangan bangsawan yang selalu merayakan hanami. Kebiasaan ini kemudian masuk ke kalangan samurai dan akhirnya menyebar sampai ke kalangan rakyat dari berbagai golongan pada periode Edo. Perayaan hanami  sedikit demi sedikit berubah tujuannya, dari merayakan keagamaan, menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan. Sedangkan jaman modern ini hanami lebih kepada acara pribadi dan merupakan kesempatan untuk berkumpul-kumpul dan bersenang-senang.
4.     Analisa S W O T

·        Strenght: -  Untuk berkumpul-kumpul dan bersenang-senang sambil
                         menikmati keindahan bunga sakura
-         Banyak acara yang menggunakan tema sakura pada konser musik dan tari-tarian
-         Para wanita bisa menggunakan kimono baru mereka
-         Bisa dijadikan piknik

·        Weakness:  -    kebudayaan ini hanya berlangsung sebulan tiap tahunnya
-         Bunga sakura hanya mampu bertahan 7-10 hari
-         Bisa terjadinya kemacetan karna ribuan orang memadati jalanan
-         Jika ada seorang pengunjung yang mabuk bisa terjadi keributan dan salah paham

·        Opportunities :  -  semua usia dan jenis kelaminnya bebas mengikuti kebudayaan ini
-         Banyak anak muda di Jepang menghabiskan perayaan hanami di karaoke

·        Thereats : - banyak orang suka mminum sake hingga mabuk
-         Anak muda di jepang lebih suka menghabiskan perayaan hanami di karaoke daripada melihat bunga sakura





5.   Daftar Pustaka
·        www.cheria-travel.com



                 

Tugas 3 Pakaian adat Sulawesi Utara

Nama: Peterus Lie
NPM: 18214431
Kelas: 1EA31

Pakaian adat Sulawesi Utara

Pakaian adat Sangihe Talaud merupakan pakaian tradisional yang biasa dikenakan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud untuk keperluan upacara adat “Tulude” yang diselenggarakan setiap tahun. Upacara ini merupakan perayaan yang diwariskan oleh para leluhur masyarakat Nusa Utara di kepulauan Sangihe, Talaud serta Sitaro di propinsi Sulawesi Utara. Bentuk pakaian adat yang dikenakan oleh kaum laki-laki dan perempuan dalam ritual adat Tulude hampir tidak dapat dibedakan, yakni terdiri atas baju panjang, ikat pinggang dan ikat kepala, dengan warna-warna dominan merah, hitam dan biru. 
Pakaian Adat Sangie Talaud
Jenis pakaian adat yang digunakan dalam ritual adat setempat umumnya dibuat dari bahan serat kofo atau fami manila yaitu sejenis pohon pisang yang banyak tumbuh di kawasan berikim tropis seperti daerah Sangihe dan Talaud. Serat kofo tersebut kemudian ditenun menjadi lembaran kain menggunakan alat tenun yang disebut “kahuwang”. Kain tenun inilah yang digunakan untuk membuat pakaian adat Sangihe Talaud yang disebut “laku tepu”. Laku artinya pakaian, sedang tepu artinya agak sempit, maksudnya pakaian yang bagian lehernya agak sempit atau tidak terbuka.
Pakaian Adat Sangie Talaud
Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum pria dalam upacara Tulude yaitu berupa baju lengan panjang yang digunakan sebagai lambang keagungan masyarakat Sangihe Talaud, dengan bagian leher berbentuk setengah lingkaran, dan panjangnya sampai sebatas tumit. Sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan popehe dan paporong.